Selasa, 13 Desember 2011

Fakta Yang Tidak Benar Tentang Ibu Menyusui

Berikut adalah beberapa problematika yang biasanya dipertanyakan oleh para ibu menyusui:
Wanita dengan puting susu datar tidak bisa menyusui. Hal ini tidak benar, karena bayi Anda menyusui dari payudara. Meskipun akan lebih mudah bagi bayi untuk mengisap susu dari putingnya, tapi tidak berarti tidak bisa. Wanita dengan bentuk putting apa saja tetap  bisa menyusui. Payudara juga akan mengalami perubahan dalam beberapa minggu pertama, dan selama ibu memelihara persediaan air susu dengan baik, bayi akan dapat menyusu dengan baik pula.

Wanita yang ingin hamil lagi harus berhenti menyusui. Ini juga tidak benar. Karena dalam studi kasus kebanyakan, justru banyak ibu yang hamil lagi meski ia dalam kondisi sedang menyusui bayinya. Jika mempermasalahkan asupan ASI yang berkurang karena suplai makanan “diambil” oleh janin, maka, bukankah bayi Anda memiliki asupan makanan pendamping lainnya?

Bayi yang diare tidak boleh menyusu. Justru sebaliknya, pengobatan yang terbaik bagi bayi diare/infeksi usus adalah dengan menyusu. Menyusu dari ASI itu lebih baik daripada susu formula.

Pasca operasi, ibu menyusui harus menunggu sehari untuk bisa menyusui kembali. Bukan masalah bagi para ibu jika ia sanggup dan mampu menyusui langsung setelah operasi. Biasanya, rumah sakit menyediakan layanan khusus agar bayi tetap dapat menyusui meski ibu baru saja selesai operasi.

Wanita yang payudaranya tidak membesar atau membesar sedikit pada saat hamil, tidak akan punya asupan susu yang cukup. Besar atau tidaknya payudara bukan jaminan cukup atau tidaknya asupan ASI. Karena telah banyak pembuktian bahwa wanita yang payudaranya tidak membesar saat hamil pun tetap memiliki asupan ASI untuk bayinya.

Menyusui bayi tidak boleh di tempat umum. Ini juga tidak benar. Selama Anda bisa menjaga aturan dan norma yang berlaku, sah-sah saja jika Anda menyusui bayi Anda di tempat umum. Misalnya, menutupinya dengan jilbab atau selendang Anda. Mencari tempat yang tidak banyak orang lalu lalang. Bagaimanapun, bayi Anda yang haus harus lebih didahulukan.

ASI Yang Luar Biasa

Manusia minum air susu manusia, sapi minum air susu sapi, ini merupakan prinsip yang tak dapat diubah. Namun entah mulai kapan di bawah dorongan propaganda beraneka rupa iklan susu bubuk, membuat masyarakat pada umumnya mempunyai pemikiran yang salah, yakni susu sapi adalah yang terbaik, baru kemudian air susu ibu (ASI). Namun pada kenyataannya, coba kita pikirkan, tiap pabrik susu bubuk dengan segala upaya memperbaiki susunan gizi dalam susu bubuk, tujuannya adalah supaya kualitas susu bubuknya sebisa mungkin mirip dengan kualitas ASI. Maka jelas ASI adalah pilihan paling tepat bagi bayi anda.

1. Bayi cerdas sehat dan memiliki EQ yang baik

Jika tidak ada suatu masalah khusus, ASI semakin di minum akan semakin bertambah banyak, jadi tidak perlu merasa kuatir kekurangan. ASI selalu mempunyai suhu standarnya, tingkat kesegaran yang prima dan bebas bakteri, serta mudah dicerna. ASI mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu, memberi perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi yang minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi dengan otomatis merubah komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan bayi. ASI tidak mengandung jenis protein dari benda lainnya, bisa mengurangi kemungkinan yang mengakibatkan bayi terkena alergi. ASI mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi, uji klinis telah membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQ-nya (Intellegencia Quotient) lebih tinggi. Melalui proses menyusui, pendekatan intim antara bayi dan ibu, lebih mudah menumbuhkan EQ bayi dalam kepercayaan diri sendiri maupun orang lain.

2. Ibu sehat cantik dan ceria

Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah, menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah menstruasi, pada masa ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar rencana. Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah masa menopause. Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang menyusui tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika pergi bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu, bukankah bisa menjadi seorang ibu yang santai dan gembira.

3. Meringankan beban pengeluaran keluarga

ASI tersedia secara alamiah, ibu hanya perlu menguasai gizi yang seimbang dan cukup, tidak perlu kuatir kekurangan. Minum ASI bisa menghemat pengeluaran tambahan tiap bulan untuk membeli susu, tidak perlu beli botol susu dan alat untuk mensterilkan. Lagi pula bayi yang minum ASI daya tahan tubuhnya lebih kuat, dan jarang menimbulkan efek alergi pada tubuh, sehingga jarang sakit dan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan.

4. Menyayangi bumi, menyukseskan perlindungan alam

ASI bersuhu alami segar bebas bakteri, maka tak perlu dipanaskan dan disteril, bisa mengurangi pemborosan bahan bakar, lagi pula untuk memenuhi kebutuhan susu bubuk yang berlebihan, dunia kita membutuhkan berapa alam hijau, bahkan menebang pohon pelindung hutan, untuk memelihara sapi perah yang lebih banyak? Melepaskan susu bubuk dan menggunakan ASI, bisa menghemat berapa banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang? Jika setiap wanita setelah melahirkan mau menyusui dengan ASI selama 1 tahun, tentunya akan menghemat berapa banyak pembalut wanita?